Strategi
Memilih & Membeli Saham Untuk Investor Pemula
Souces : Picture Google
Banyak orang beranggapan
bahwa investasi saham itu haram karena judi ataupun seperti kasino, semuanya
itu salah. Orang bisa saja beranggapan seperti itu karena kurangnya pengetahuan
tentang ilmu yang dimilikinya khusunya dipasar modal, sehingga beranggapan
bahwa saham itu haram, kalau dipraktek dalam kehidupan sehari-haripun jual beli
tanah, telor, ayam, ataupun barang atau jasa dalam prinsip ini hampir sama
orang yang jual mendapatkan uang karena menjual barangnya atau jasanya
sedangkan orang yang membeli mendapatkan barangnya sesuai apa yang
dibutuhkannya atau diinginkannya begitupun saham kita membeli saham karena
saham itu perusahaannya jelas maksudnya perusahaan itu jelas yaitu perusahaan
tersebut menjual produk barang maupun jasa sesuai dengan kriteria apa yang
telah ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan atau sesuai dengan prinsip DSN-MUI.
Perusahaan yang mencatatkkan
sahamnya dibursa efek wajib menyampaikan segala informasi kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan masyarakat umum mengenai apa yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut sehingga pemegang saham yang membeli perusahaan tersebut bisa
mengetahui isi perusahaan baik dalam maupun luar perusahaan sehingga ada
keterbukaan antara pemegang saham dan perusahaan. Ada juga orang mengatakan
bahwa investasi saham itu hanya kalangan menengah keatas atau hanya orang-orang
yang berduit sehingga bisa berinvestasi saham tetapi dalam prakteknya banyak
pelajar, mahasiswa, pedagang, guru dan profesi lainya yang berinvestasi saham
dengan modal Rp.100.000,- sudah bisa berinvestasi saham. Bagi anda yang belum faham
apa itu saham yang pertama sebaiknya anda mengerti apa itu saham dalam pengertian
secara definisi saham yaitu merupakan instrument keuangan yang sangat terkenal
bagi industri keuangan karena banyak keuntungan didapat dari investasi saham
saham dapat didefinisikan sebagai bukti penyertaan modal seseorang atau pihak
(Badan Usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Jika investor
atau pemodal tersebut memiliki saham dari perusahaan tersebut maka pihak
tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan yang dibeli oleh investor
tersebut, klaim atas dari aset perusahaan, dan memiliki hak hadir dalam RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham).
Dari beberapa yang perlu
diketahui diatas tentunya masih banyak lagi tentang efek-efek yang ada dipasar
modal baik saham, reksa dana, obligasi, mapun derivatif tetapi pada kesempatan
kali ini penulis membahas tentang apa itu saham? dan bagaimana memilih dan
membeli saham bagi khususnya investor pemula oke dalam pembahasan kali ini penulis
akan langsung masuk dipembahasan saham tentang saham banyak orang menanyakan ke
saya bagaimana strategi dasar memilih saham?, bagaimana strategi membeli saham?,
dan bagaimana menjual sahamnya? Oke penulis akan menjawab pertanyaan tersebut
dengan mengkombinasikan analisis teknikal dan analisis fundamental. Kita masuk
di analisis teknikal sendiri yaitu untuk membeli atau menjual saham sedangkan
untuk analisis fundamental yaitu untuk memilih suatu saham mana saja yang
potensial untuk jangka panjang dan saham yang mana yang layak untuk diinvestasikan
atau untuk swing trading.
Pernah denger Warren Buffet
orang yang paling kaya dengan membeli saham-saham yang beliau fahami secara
manajemen, produknya maupun pertumbuhan perusahaannya dan kali ini penulis
pernah membaca dalam bukunya bahwa investor atau pemodal dalam membeli saham
sama saja pemodal atau investor ini membeli suatu bisnisnya dalam berinvestasi
saham perlu yang namanya strategi dalam berinvestasi saham khususnya bagi para
pemula yang baru terjun di dunia capital
market khususnya saham. Dalam membeli saham alangkah baiknya pemodal atau
investor mengetahui dalam memilih saham apakah saham tersebut layak untuk
diinvestasikan atau untuk swing trading dan perlu investor atau pemodal ketahui
jadilah orang yang tepat dalam memilih suatu saham karena ibarat membeli saham
sama dengan memilih pasangan hidup akan tetapi menentukan posisi apakah saham
itu layak atau tidak. Setelah penulis sedikit cerita tentang pasar modal, produk
pasar modal seperti saham, obligasi, reksa dana, derivatif dll. Okeee sekarang
kita masuk ke tahapan-tahapan dalam memilih dan membeli saham bagi investor
pemula atau trader pemula.
Untuk
strategi memilih dan membeli saham bagi investor atau trader pemula ada dua
kombinasi yang pertama yaitu teliti dalam memilih saham dengan analisis fundamental
dan kedua teliti membeli dan menjual saham dengan analisis teknikal sebagai
berikut penjelasnnya :
1. Teliti Memilih Saham Dengan Analis Fundamental
Souces : Picture Google
Berinvestasi saham bukan hanya jual pada saat harga tinggi dan beli pada
saat harga rendah dan tanpa didasari analisa tapi perlu kita memperhatikan
bagaimana cara memilih perusahaan yang tepat dalam membeli saham atau bisnis
dari saham tersebut sebelum kita membeli saham tersebut perlu kita perhatikan
yaitu pertama yaitu bisnis dari perusahaan tersebut apakah bisnis tersebut
selalu meningkatkan pertumbuhannya bagi perusahaan. Ingat perlu kita ketahui
bagaimana jika kita membeli saham tetapi tidak tau tentang bisnis perusahaan
tersebut bisa-bisa saham yang kita miliki akan jeblok, dengan kita bisa
mengetahui bisnis sehingga kita bisa mengetahui prospek bisnis dari perusahan
tersebut kedepan apakah perusahaan itu baik untuk masa depan diinvestasikan
atau tidak, apakah selalu mendapatkan laba yang konsisten atau bahkan malah
perusahaan tersebut selalu mencatatkan labanya yang rugi dan bagi investor
pemula alangkah baiknya bisa melihat dari produk dari perusahaan tersebut
apakah banyak dibutuhkan oleh masyarakat perlu diketahui bahwa produk yang
dibutuhkan oleh masyarakat biasanya perusahaan tersebut selalu mendapatkan laba
yang konsisten bahkan tinggi prospek bisnisnya jangan sampai kita membeli saham
perusahaan tetapi tidak mengetahui akan produk atau bisnisnya maka kemungkinan
besar kita akan memiliki saham tersebut bukannya mendapatkan keuntungan malah
jadi buntung atau rugi menjadi investor sukses tentu saja akan selalu teliti
dalam memilih saham baik itu long term maupun short term sehingga jika kita
memilih saham yang baik atau tepat dalam prospek bisninya investor tinggal
duduk manis saham tersebut pasti akan naik kedepannya. Kedua yaitu kenalilah
terlebih dahulu perusahaan tersebut atau manajemen dari perusahaan tersebut
khususnya yang kita ketahui perusahaan yang nanti akan kita investasikan contoh
saja UNVR atau Unilever sebelum memutuskan membeli saham dalam analisa
fundamental untuk investor pemula lebih baik mengenal atau manejemen perusahaan
perusahaan kedepan karena kalau kita sudah faham maka boleh langsung untuk
menganalisa perhitungan kevaluasi saham jika investor teliti dalam memilih
saham dengan dikelola oleh manajemen yang profesional kedepan investor tinggal
menunggu untuk panen saham tersebut. Tetapi dalam menggunakan analis
fundamental yang kali ini dibahas yaitu lebih kemikro perusahaanya tidak perlu
kita mempelajari terlalu dalam tentang perhitungan valuasi tetapi lebih
mengenal prosepek bisnis dan manajemen bisnisnya dan selalu mencatatkan
pertumbuhan laba yang selalu meningkat dalam analisa fundamental untuk investor
pemula yang paling penting diketahui bagaimana prospek bisnisnya, laba dari
perusahaanya, penjualannya dan apa yang dijual produknya sehingga bisa
dianalisa bahwa perusahaan atau saham ini jelas untuk dinvestasikan dimasa yang
akan datang. Sekilas pengertian Analisis Fundamental (Fundamental Analysis) merupakan metode analisa memperhintungkan
berbagai faktor seperti kondisi ekonomi dari suatu negara, kebijakan ekonomi,
baik dari segi makro ekonomi maupun mikro ekonomi. Kita melihat dari dua faktor
dalam menganalisa yaitu yang pertama Top Dwon : Ekonomi, Industri, dan
Perusahaan sedangkan yang kedua yaitu Buttom Up : Perusahaan, Industri,
Ekonomi. Pada intinya dalam menggunakan analisa fundamental yaitu investor atau
pemodal bisa mengetahui apakah harga dari suatu saham tersebut bisa dikatakan
mahal (Overvalued) atau murah (Undervalued) sehingga apakah perusahaan tersebut
bisa untuk diinvestasikan atau menunggu waktu yang tepat untuk membeli saham
dari perusahaan yang dianalisa dengan menggunakan analisis fundamental
tersebut. Yang paling penting dalam menggunakan analisa fundamental sebagai
investor tidak perlu terpengaruh oleh fluktuasi pergerakan harga yang ada
dipasar sehingga psikologi dari pemodal tidak tergangu akan adanya rumor-rumor
dan fluktuasi harga yang tidak terduga-duga atau rumor yang menyesatkan. Jika
masih awam dalam berinvestasi saham paling penting carilah perusahaan yang anda
kenal dan ketahui bisnisnya dan prospek bisnis masa depannya.
2. Teliti Membeli Dan Menjual Saham Dengan Analisa Teknikal
Souces : Picture Google
Setelah pemodal atau mengetahui prospek bisnis, manajemen perusahaan, laba
perusahaan, produk dari perusahaan tersebut maka yang perlu diperhatikan oleh
investor pemula yang baru pertama masuk dalam dunia Capital Market khusunya saham. Untuk investor jangka panjang maupun
jangka pendek sangat penting dalam menganalisa saham, memilih dengan analisa
fundamental sedangkan untuk membeli dan menjual saham yaitu dengan analis
teknikal. Secara teori Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah
pergerakan harga saham dan indikator pasar saham berdasarkan pada data pasar
historis seperti grafik harga, indikator Ichimoku Kinko Hyo, Stochastic Oscillator,
maupun volume dari transaksi tersebut. Dalam analis teknikal secara teknis kita
bisa mengetahui atau bisa memprediksi harga dimasa yang akan datang dengan
melihat pergerakan harga dan pola-pola dimasa lalu. Investor dan trader dalam
mengambil suatu keputusan untuk membeli atau menjual saham dengan menggunakan
metode analis teknikal tetapi harus didasari oleh data-data harga,
indikator-indikator penting dalam menganalisa, dan volume perdagangan saham di
masa lalu agar bisa mengetahui bagaimana suatu pola atau harga dimasa yang akan
datang. Informasi atau data masa lalu sangatlah penting karena akan mendasari
prediksi analisanya atas pola perilaku harga saham dimasa yang akan datang
sehingga investor dan trader bisa menentukan apakah saham tersebut bisa untuk
dibeli atau dijual. Pola-pola pergerakan harga saham untuk analis teknikal
mengunakan pola-pola chart tetapi yang dibahas dalam artikel ini yaitu mengunakan
candlestick chart karena secara umum banyak digunakan juga oleh para investor
maupun trader untuk harian, mingguan, bulanan, mapun tahunan dalam menentukan
keputusan beli atau jual dan bisa dimengerti oleh para investor khususnya bagi
pemula. Yang perlu diingat dalam bagian terpenting dari candlestick chart adalah investor atau pemodal harus mengetahui
atau identifikasi harga pembuka dan harga penutup. Harga pembuka memiliki arti
penting karena mencerminkan psikologi dari para pelaku pasar sebagai
pertimbangan untuk menentukan saham apakah teralu over atau tidak. Harga
penutupan juga memiliki arti penting karena mencerminkan investor maupun trader
yang bersedia mengambil posisi overnight. Candlestick
chart biasanya juga disertai dengan indikator tambahan di bagian bawah yang
menunjukkan volume perdagangan harga saham.
Pagi para investor atau trader dalam menentukan jual atau beli biasanya
mengunakan indikator stochastic oscillator
maupun volume karena indicator ini tidak terlalu sulit dan
bisa menentukan investor dan trader menuntukan kapan beli atau jual saham.
Pembuat indikator stochastic oscillator
ini adalah George C. Line dikembangkan pada tahun 1950an, dalam kegunaan
indikator ini yaitu untuk mendeteksi kondisi jika perdagangan terjadi junuh
beli (Overbought) dan jenuh jual (Oversold), indikator stochastic oscillator dibagi dua jenis
yaitu Stochastic Fast dalam grafik
atau indikator ini cenderung sulit dibaca karena pergerakannya cepat berbeda
dengan jenis Stochastic Slow
indikator ini cenderung lebih mudah dibaca karena sesuai dengan pergerakan
pasar tetapi yang kali ini dibawah yaitu Stochastic
Slow yang paling umum dibahas dan mudah dalam menentukan posisi beli atau
jual. Indikator stochastic oscillator
memiliki dua garis dalam osilator, yang bisa disebut dengan garis %K (biasanya berwarna selain warna
merah) dan garis %D (garis sinyal,
biasanya diberi warna merah) dalam kedua garis ini berkisar dalam skala
vertical 0-100. Jika garis menembus diatas level 80 disebut Overbought (Jenug Beli), sedangkan jika
di bawah garis level 20 disebut dengan level Oversold (Jenuh Jual). Jika garis dari kedua tersebut berpotongan
disinyal overbought maupun oversold. Begitupun sebaliknya Garis %K jika memotong kebawah ke garis %D atau jika sudah masuk diposisi Overbought maka menandakan sinyal jual
sedangkan jika %K memotong ke atas
garis %D sudah masuk dalam posisi Oversold menandakan sinnyal beli. Perlu
investor dan trader ingat bahwa jika terdapat sinyal Overbought bisa diabaikan jika suatu harga berada dalam trend (Bullish) naik yang kuat dan jika
terdapat sinyal Oversold dapat juga
diabaikan jika berada dalam trend (Bearish)
turun yang kuat pula.
Akhmad David, S.E
Founder - Active Trader Stock
0 komentar:
Posting Komentar