Rabu, 06 Desember 2017

Strategi Memilih & Membeli Saham Untuk Investor Pemula

Strategi Memilih & Membeli Saham Untuk Investor Pemula

Souces : Picture Google
Banyak orang beranggapan bahwa investasi saham itu haram karena judi ataupun seperti kasino, semuanya itu salah. Orang bisa saja beranggapan seperti itu karena kurangnya pengetahuan tentang ilmu yang dimilikinya khusunya dipasar modal, sehingga beranggapan bahwa saham itu haram, kalau dipraktek dalam kehidupan sehari-haripun jual beli tanah, telor, ayam, ataupun barang atau jasa dalam prinsip ini hampir sama orang yang jual mendapatkan uang karena menjual barangnya atau jasanya sedangkan orang yang membeli mendapatkan barangnya sesuai apa yang dibutuhkannya atau diinginkannya begitupun saham kita membeli saham karena saham itu perusahaannya jelas maksudnya perusahaan itu jelas yaitu perusahaan tersebut menjual produk barang maupun jasa sesuai dengan kriteria apa yang telah ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan atau sesuai dengan prinsip DSN-MUI.
Perusahaan yang mencatatkkan sahamnya dibursa efek wajib menyampaikan segala informasi kepada Otoritas Jasa Keuangan dan masyarakat umum mengenai apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut sehingga pemegang saham yang membeli perusahaan tersebut bisa mengetahui isi perusahaan baik dalam maupun luar perusahaan sehingga ada keterbukaan antara pemegang saham dan perusahaan. Ada juga orang mengatakan bahwa investasi saham itu hanya kalangan menengah keatas atau hanya orang-orang yang berduit sehingga bisa berinvestasi saham tetapi dalam prakteknya banyak pelajar, mahasiswa, pedagang, guru dan profesi lainya yang berinvestasi saham dengan modal Rp.100.000,- sudah bisa berinvestasi saham. Bagi anda yang belum faham apa itu saham yang pertama sebaiknya anda mengerti apa itu saham dalam pengertian secara definisi saham yaitu merupakan instrument keuangan yang sangat terkenal bagi industri keuangan karena banyak keuntungan didapat dari investasi saham saham dapat didefinisikan sebagai bukti penyertaan modal seseorang atau pihak (Badan Usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Jika investor atau pemodal tersebut memiliki saham dari perusahaan tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan yang dibeli oleh investor tersebut, klaim atas dari aset perusahaan, dan memiliki hak hadir dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
Dari beberapa yang perlu diketahui diatas tentunya masih banyak lagi tentang efek-efek yang ada dipasar modal baik saham, reksa dana, obligasi, mapun derivatif tetapi pada kesempatan kali ini penulis membahas tentang apa itu saham? dan bagaimana memilih dan membeli saham bagi khususnya investor pemula oke dalam pembahasan kali ini penulis akan langsung masuk dipembahasan saham tentang saham banyak orang menanyakan ke saya bagaimana strategi dasar memilih saham?, bagaimana strategi membeli saham?, dan bagaimana menjual sahamnya? Oke penulis akan menjawab pertanyaan tersebut dengan mengkombinasikan analisis teknikal dan analisis fundamental. Kita masuk di analisis teknikal sendiri yaitu untuk membeli atau menjual saham sedangkan untuk analisis fundamental yaitu untuk memilih suatu saham mana saja yang potensial untuk jangka panjang dan saham yang mana yang layak untuk diinvestasikan atau untuk swing trading.
Pernah denger Warren Buffet orang yang paling kaya dengan membeli saham-saham yang beliau fahami secara manajemen, produknya maupun pertumbuhan perusahaannya dan kali ini penulis pernah membaca dalam bukunya bahwa investor atau pemodal dalam membeli saham sama saja pemodal atau investor ini membeli suatu bisnisnya dalam berinvestasi saham perlu yang namanya strategi dalam berinvestasi saham khususnya bagi para pemula yang baru terjun di dunia capital market khususnya saham. Dalam membeli saham alangkah baiknya pemodal atau investor mengetahui dalam memilih saham apakah saham tersebut layak untuk diinvestasikan atau untuk swing trading dan perlu investor atau pemodal ketahui jadilah orang yang tepat dalam memilih suatu saham karena ibarat membeli saham sama dengan memilih pasangan hidup akan tetapi menentukan posisi apakah saham itu layak atau tidak. Setelah penulis sedikit cerita tentang pasar modal, produk pasar modal seperti saham, obligasi, reksa dana, derivatif dll. Okeee sekarang kita masuk ke tahapan-tahapan dalam memilih dan membeli saham bagi investor pemula atau trader pemula.
Untuk strategi memilih dan membeli saham bagi investor atau trader pemula ada dua kombinasi yang pertama yaitu teliti dalam memilih saham dengan analisis fundamental dan kedua teliti membeli dan menjual saham dengan analisis teknikal sebagai berikut penjelasnnya :

1. Teliti Memilih Saham Dengan Analis Fundamental

Souces : Picture Google
Berinvestasi saham bukan hanya jual pada saat harga tinggi dan beli pada saat harga rendah dan tanpa didasari analisa tapi perlu kita memperhatikan bagaimana cara memilih perusahaan yang tepat dalam membeli saham atau bisnis dari saham tersebut sebelum kita membeli saham tersebut perlu kita perhatikan yaitu pertama yaitu bisnis dari perusahaan tersebut apakah bisnis tersebut selalu meningkatkan pertumbuhannya bagi perusahaan. Ingat perlu kita ketahui bagaimana jika kita membeli saham tetapi tidak tau tentang bisnis perusahaan tersebut bisa-bisa saham yang kita miliki akan jeblok, dengan kita bisa mengetahui bisnis sehingga kita bisa mengetahui prospek bisnis dari perusahan tersebut kedepan apakah perusahaan itu baik untuk masa depan diinvestasikan atau tidak, apakah selalu mendapatkan laba yang konsisten atau bahkan malah perusahaan tersebut selalu mencatatkan labanya yang rugi dan bagi investor pemula alangkah baiknya bisa melihat dari produk dari perusahaan tersebut apakah banyak dibutuhkan oleh masyarakat perlu diketahui bahwa produk yang dibutuhkan oleh masyarakat biasanya perusahaan tersebut selalu mendapatkan laba yang konsisten bahkan tinggi prospek bisnisnya jangan sampai kita membeli saham perusahaan tetapi tidak mengetahui akan produk atau bisnisnya maka kemungkinan besar kita akan memiliki saham tersebut bukannya mendapatkan keuntungan malah jadi buntung atau rugi menjadi investor sukses tentu saja akan selalu teliti dalam memilih saham baik itu long term maupun short term sehingga jika kita memilih saham yang baik atau tepat dalam prospek bisninya investor tinggal duduk manis saham tersebut pasti akan naik kedepannya. Kedua yaitu kenalilah terlebih dahulu perusahaan tersebut atau manajemen dari perusahaan tersebut khususnya yang kita ketahui perusahaan yang nanti akan kita investasikan contoh saja UNVR atau Unilever sebelum memutuskan membeli saham dalam analisa fundamental untuk investor pemula lebih baik mengenal atau manejemen perusahaan perusahaan kedepan karena kalau kita sudah faham maka boleh langsung untuk menganalisa perhitungan kevaluasi saham jika investor teliti dalam memilih saham dengan dikelola oleh manajemen yang profesional kedepan investor tinggal menunggu untuk panen saham tersebut. Tetapi dalam menggunakan analis fundamental yang kali ini dibahas yaitu lebih kemikro perusahaanya tidak perlu kita mempelajari terlalu dalam tentang perhitungan valuasi tetapi lebih mengenal prosepek bisnis dan manajemen bisnisnya dan selalu mencatatkan pertumbuhan laba yang selalu meningkat dalam analisa fundamental untuk investor pemula yang paling penting diketahui bagaimana prospek bisnisnya, laba dari perusahaanya, penjualannya dan apa yang dijual produknya sehingga bisa dianalisa bahwa perusahaan atau saham ini jelas untuk dinvestasikan dimasa yang akan datang. Sekilas pengertian Analisis Fundamental (Fundamental Analysis) merupakan metode analisa memperhintungkan berbagai faktor seperti kondisi ekonomi dari suatu negara, kebijakan ekonomi, baik dari segi makro ekonomi maupun mikro ekonomi. Kita melihat dari dua faktor dalam menganalisa yaitu yang pertama Top Dwon : Ekonomi, Industri, dan Perusahaan sedangkan yang kedua yaitu Buttom Up : Perusahaan, Industri, Ekonomi. Pada intinya dalam menggunakan analisa fundamental yaitu investor atau pemodal bisa mengetahui apakah harga dari suatu saham tersebut bisa dikatakan mahal (Overvalued) atau murah (Undervalued) sehingga apakah perusahaan tersebut bisa untuk diinvestasikan atau menunggu waktu yang tepat untuk membeli saham dari perusahaan yang dianalisa dengan menggunakan analisis fundamental tersebut. Yang paling penting dalam menggunakan analisa fundamental sebagai investor tidak perlu terpengaruh oleh fluktuasi pergerakan harga yang ada dipasar sehingga psikologi dari pemodal tidak tergangu akan adanya rumor-rumor dan fluktuasi harga yang tidak terduga-duga atau rumor yang menyesatkan. Jika masih awam dalam berinvestasi saham paling penting carilah perusahaan yang anda kenal dan ketahui bisnisnya dan prospek bisnis masa depannya.

2. Teliti Membeli Dan Menjual Saham Dengan Analisa Teknikal

Souces : Picture Google
Setelah pemodal atau mengetahui prospek bisnis, manajemen perusahaan, laba perusahaan, produk dari perusahaan tersebut maka yang perlu diperhatikan oleh investor pemula yang baru pertama masuk dalam dunia Capital Market khusunya saham. Untuk investor jangka panjang maupun jangka pendek sangat penting dalam menganalisa saham, memilih dengan analisa fundamental sedangkan untuk membeli dan menjual saham yaitu dengan analis teknikal. Secara teori Analisis teknikal adalah teknik untuk memprediksi arah pergerakan harga saham dan indikator pasar saham berdasarkan pada data pasar historis seperti grafik harga, indikator Ichimoku Kinko Hyo, Stochastic Oscillator, maupun volume dari transaksi tersebut. Dalam analis teknikal secara teknis kita bisa mengetahui atau bisa memprediksi harga dimasa yang akan datang dengan melihat pergerakan harga dan pola-pola dimasa lalu. Investor dan trader dalam mengambil suatu keputusan untuk membeli atau menjual saham dengan menggunakan metode analis teknikal tetapi harus didasari oleh data-data harga, indikator-indikator penting dalam menganalisa, dan volume perdagangan saham di masa lalu agar bisa mengetahui bagaimana suatu pola atau harga dimasa yang akan datang. Informasi atau data masa lalu sangatlah penting karena akan mendasari prediksi analisanya atas pola perilaku harga saham dimasa yang akan datang sehingga investor dan trader bisa menentukan apakah saham tersebut bisa untuk dibeli atau dijual. Pola-pola pergerakan harga saham untuk analis teknikal mengunakan pola-pola chart tetapi yang dibahas dalam artikel ini yaitu mengunakan candlestick chart karena secara umum banyak digunakan juga oleh para investor maupun trader untuk harian, mingguan, bulanan, mapun tahunan dalam menentukan keputusan beli atau jual dan bisa dimengerti oleh para investor khususnya bagi pemula. Yang perlu diingat dalam bagian terpenting dari candlestick chart adalah investor atau pemodal harus mengetahui atau identifikasi harga pembuka dan harga penutup. Harga pembuka memiliki arti penting karena mencerminkan psikologi dari para pelaku pasar sebagai pertimbangan untuk menentukan saham apakah teralu over atau tidak. Harga penutupan juga memiliki arti penting karena mencerminkan investor maupun trader yang bersedia mengambil posisi overnight. Candlestick chart biasanya juga disertai dengan indikator tambahan di bagian bawah yang menunjukkan volume perdagangan harga saham.
Pagi para investor atau trader dalam menentukan jual atau beli biasanya mengunakan indikator stochastic oscillator maupun volume karena indicator ini tidak terlalu sulit dan bisa menentukan investor dan trader menuntukan kapan beli atau jual saham. Pembuat indikator stochastic oscillator ini adalah George C. Line dikembangkan pada tahun 1950an, dalam kegunaan indikator ini yaitu untuk mendeteksi kondisi jika perdagangan terjadi junuh beli (Overbought) dan jenuh jual (Oversold), indikator stochastic oscillator dibagi dua jenis yaitu Stochastic Fast dalam grafik atau indikator ini cenderung sulit dibaca karena pergerakannya cepat berbeda dengan jenis Stochastic Slow indikator ini cenderung lebih mudah dibaca karena sesuai dengan pergerakan pasar tetapi yang kali ini dibawah yaitu Stochastic Slow yang paling umum dibahas dan mudah dalam menentukan posisi beli atau jual. Indikator stochastic oscillator memiliki dua garis dalam osilator, yang bisa disebut dengan garis %K (biasanya berwarna selain warna merah) dan garis %D (garis sinyal, biasanya diberi warna merah) dalam kedua garis ini berkisar dalam skala vertical 0-100. Jika garis menembus diatas level 80 disebut Overbought (Jenug Beli), sedangkan jika di bawah garis level 20 disebut dengan level Oversold (Jenuh Jual). Jika garis dari kedua tersebut berpotongan disinyal overbought maupun oversold. Begitupun sebaliknya Garis %K jika memotong kebawah ke garis %D atau jika sudah masuk diposisi Overbought maka menandakan sinyal jual sedangkan jika %K memotong ke atas garis %D sudah masuk dalam posisi Oversold menandakan sinnyal beli. Perlu investor dan trader ingat bahwa jika terdapat sinyal Overbought bisa diabaikan jika suatu harga berada dalam trend (Bullish) naik yang kuat dan jika terdapat sinyal Oversold dapat juga diabaikan jika berada dalam trend (Bearish) turun yang kuat pula.

Akhmad David, S.E
Founder - Active Trader Stock